• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Alarm Kesehatan: 8 Negara Berisiko Kehilangan Stok Obat HIV Setelah Penutupan USAID!

img

Healthcare.biz.id Dengan izin Allah semoga kita selalu diberkati. Pada Hari Ini saya ingin membahas berbagai perspektif tentang Kesehatan, Obat HIV, USAID, Krisis Kesehatan Global, Negara Berkembang. Informasi Lengkap Tentang Kesehatan, Obat HIV, USAID, Krisis Kesehatan Global, Negara Berkembang Alarm Kesehatan 8 Negara Berisiko Kehilangan Stok Obat HIV Setelah Penutupan USAID Tetap fokus dan ikuti pembahasan sampe selesai.

Jaringan Laboratorium Global untuk Campak dan Rubella yang diorganisir oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini menghadapi tantangan besar, dengan perkiraan penutupan dalam waktu dekat di lebih dari 700 lokasi di seluruh dunia. Perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap sistem kesehatan global, terutama di negara-negara yang sangat bergantung pada dukungan internasional untuk memerangi penyakit menular.

Pada tanggal 17 Februari 2025, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan bahwa setidaknya ada delapan negara yang berpotensi kehabisan stok obat dan perawatan untuk HIV sebagai dampak dari penghentian bantuan luar negeri oleh Amerika Serikat (AS). Keberatan terhadap program HIV dapat membatalkan kemajuan yang sudah dicapai selama dua dekade, tegas Tedros dalam sebuah konferensi pers.

Upaya untuk menekan angka kasus HIV, polio, malaria, dan tuberkulosis memang telah terpukul keras akibat berkurangnya dukungan dana dari AS, dengan ribuan kontrak pendanaan yang dibatalkan. Tedros juga menekankan pentingnya tanggung jawab AS untuk memastikan penarikan dana dilakukan dengan cara yang teratur dan manusiawi, agar negara-negara yang terkena dampak memiliki waktu untuk mencari sumber pendanaan alternatif.

Penghentian program yang dikelola oleh US Agency for International Development (USAID) atas instruksi dari Presiden AS, Donald Trump, menimbulkan risiko besar bagi kehidupan banyak orang yang hidup dengan HIV. Dalam waktu dekat, stok obat yang vital ini diperkirakan akan habis, menambah kekhawatiran bahwa dampaknya bisa sangat besar, termasuk kemungkinan munculnya lebih dari 10 juta kasus baru HIV dan sekitar tiga juta kematian terkait HIV.

Kekurangan dana ini juga diprediksi akan memengaruhi layanan kesehatan penting di berbagai belahan dunia, termasuk Afghanistan, di mana lebih dari 80 persen layanan perawatan kesehatan yang didukung WHO saat ini terancam ditutup. Hingga tanggal 4 Maret, tercatat 167 fasilitas kesehatan sudah ditutup akibat krisis keuangan.

Tanpa adanya intervensi yang cepat dan jelas, lebih dari 220 fasilitas lainnya bisa ditutup pada bulan Juni mendatang. Rencana AS untuk meninggalkan WHO juga menambah kerumitan, di mana badan PBB tersebut biasanya mengandalkan sekitar seperlima dari total dana tahunannya yang berasal dari AS.

Dalam rangka menghadapi situasi ini, WHO telah mengumumkan bahwa mereka harus melakukan penyesuaian pada target pendanaan untuk operasi darurat, yang kini direncanakan sebesar USD 872 juta, turun dari USD 1,2 miliar yang sebelumnya ditargetkan untuk periode 2026-2027.

Dengan semua tantangan yang dihadapi, penting bagi masyarakat internasional untuk bersatu dan mendukung upaya-upaya yang ada untuk menjaga agar layanan kesehatan vital tetap berjalan. Kita tidak bisa membiarkan kemajuan yang telah dicapai selama bertahun-tahun hilang begitu saja hanya karena kurangnya dukungan finansial dalam waktu yang tepat. Kini saatnya untuk bertindak dan memastikan bahwa setiap individu, pengidap HIV, dapat menerima perawatan yang mereka butuhkan.

Itulah pembahasan lengkap seputar alarm kesehatan 8 negara berisiko kehilangan stok obat hiv setelah penutupan usaid yang saya tuangkan dalam kesehatan, obat hiv, usaid, krisis kesehatan global, negara berkembang Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi banyak orang tetap fokus pada tujuan hidup dan jaga kesehatan spiritual. Mari berbagi kebaikan dengan membagikan ini. silakan lihat artikel lain di bawah ini.

Special Ads
© Copyright 2024 - Ini judul website saya
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads