• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Di Balik Gigitan: Pria Ini Menjadi Pahlawan Antibodi Setelah 200 Kali Digigit Ular!

img

Healthcare.biz.id Selamat beraktivitas semoga penuh keberhasilan., Hari Ini saatnya berbagi wawasan mengenai Kesehatan, Biologi, Cerita Inspiratif, Alam, Ilmu Pengetahuan. Pemahaman Tentang Kesehatan, Biologi, Cerita Inspiratif, Alam, Ilmu Pengetahuan Di Balik Gigitan Pria Ini Menjadi Pahlawan Antibodi Setelah 200 Kali Digigit Ular Baca tuntas untuk mendapatkan gambaran sepenuhnya.

    Table of Contents

Vagelos College of Physicians and Surgeons di Universitas Columbia baru-baru ini membagikan informasi menarik terkait pengembangan antibisa yang dapat menyediakan perlindungan terhadap gigitan dari 19 jenis ular berbisa. Penelitian ini, yang fokus pada tes yang dilakukan pada tikus, melibatkan eksplorasi antibodi yang terdapat dalam darah Tim Friede dan penemuan obat penghambat bisa ular.

Tim Friede sendiri adalah seorang peneliti otodidak yang tinggal di California dengan dedikasi luar biasa selama hampir 18 tahun untuk memahami racun ular. Ia telah melakukan eksperimen dengan terpapar berbagai racun ular, yang pada akhirnya membantunya mengembangkan kekebalan terhadap beberapa jenis neurotoksin. Menariknya, antibodi yang dihasilkan biasanya sangat spesifik terhadap satu spesies dan area tertentu, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi para penggemar aktivitas luar ruangan dalam menyiapkan perlengkapan pertolongan pertama yang komprehensif.

Dalam upaya untuk meningkatkan penelitian ini, Friede kemudian setuju untuk memberikan sampel darah sebanyak 40 mililiter kepada Jacob Glanville dan timnya. Biasanya, antibisa ular diproduksi dengan mengumpulkan antibodi dari domba atau kuda yang terpapar racun dari satu spesies ular selama beberapa waktu. Glanville, seorang ahli imunologi, menyadari potensi luar biasa yang dimiliki oleh Friede saat ia membaca laporan berita pada tahun 2017 tentang eksperimennya yang ekstrem, di mana ia telah menyuntikkan dirinya sendiri dengan racun dari berbagai ular paling berbahaya di dunia, seperti kobra dan mamba.

“Ketika saya melihat apa yang dia lakukan, saya merasa seperti menemukan berlian di tempat yang kasar,” ungkap Glanville ketika diwawancarai oleh CNN pada tanggal 5 Mei 2025. Meski demikian, ia menekankan bahwa tindakan eksperimental Friede tidak disarankan untuk dicoba oleh siapa pun. Tercatat, Friede telah mengalami lebih dari 200 gigitan ular secara langsung dan melakukan lebih dari 700 suntikan racun dari berbagai spesies ular yang menakutkan, termasuk mamba dan taipan.

Apa yang menarik dari penelitian ini adalah antiracun yang dikembangkan dari darah Friede menunjukkan tingkat perlindungan yang lebih luas terhadap berbagai jenis ular, dengan komplikasi yang lebih sedikit setelah penggunaan. Ketika antiracun ini dipadukan dengan obat bernama varespladib, berhasil melindungi tikus dari racun dari tiga spesies ular tanpa efek samping yang signifikan.

Selain itu, tipe lain dari antibodi yang dihasilkan oleh Friede, yang dikenal sebagai SNX-B03, memberikan perlindungan sebagian terhadap panel racun dari berbagai spesies ular berbisa. Hal ini menunjukkan adanya potensi yang menjanjikan dalam pengembangan metode baru untuk melawan gigitan ular berbisa yang dapat membahayakan hidup manusia.

Penelitian ini tidak hanya berfungsi untuk memberikan harapan baru dalam penanganan kasus gigitan ular, tetapi juga menunjukkan bagaimana penelitian dasar bisa menghasilkan terobosan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Inovasi dan kolaborasi antara ahli zoologi dan imunologi akan terus menjadi kunci dalam mengatasi tantangan medis yang kompleks seperti ini.

Meskipun hasil penelitian ini masih perlu dibuktikan lebih lanjut melalui berbagai tahapan pengujian dan aplikasi praktis, apa yang telah dicapai hingga saat ini sangat mengesankan dan membuka jalan untuk pengembangan antiracun yang lebih efektif di masa depan. Dengan semakin banyak penelitian yang dilakukan, diharapkan jumlah nyawa yang dapat diselamatkan akibat gigitan ular akan meningkat secara signifikan.

Demikianlah di balik gigitan pria ini menjadi pahlawan antibodi setelah 200 kali digigit ular telah saya jelaskan secara rinci dalam kesehatan, biologi, cerita inspiratif, alam, ilmu pengetahuan Saya berharap Anda terinspirasi oleh artikel ini tetap konsisten mengejar cita-cita dan perhatikan kesehatan gigi. Bantu sebarkan dengan membagikan postingan ini. Sampai bertemu lagi

Special Ads
© Copyright 2024 - Ini judul website saya
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads