• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Jetlag dan Imobilitas: Ancaman Tak Terduga Timnas RI di Sydney!

img

Healthcare.biz.id Semoga hidupmu dipenuhi cinta dan kasih. Sekarang saya akan mengulas berbagai hal menarik tentang Kesehatan, Olahraga, Tim Nasional, Psikologi Olahraga, Pembekalan Atlet. Tulisan Ini Menjelaskan Kesehatan, Olahraga, Tim Nasional, Psikologi Olahraga, Pembekalan Atlet Jetlag dan Imobilitas Ancaman Tak Terduga Timnas RI di Sydney Dapatkan wawasan full dengan membaca hingga akhir.

    Table of Contents

Dalam pertandingan tim nasional Indonesia melawan Australia yang berlangsung di Sydney, terdapat sepuluh pemain dari tim tersebut yang kemungkinan besar akan mengalami dampak serius akibat jet lag perjalanan. Tim ini menggunakan formasi 4-3-3, dan meskipun berhasil menguasai penguasaan bola hingga 61%, tim tersebut mengalami kekalahan telak dengan skor 1-5. Kelelahan serta kurangnya konsentrasi menjadi faktor yang terlihat jelas, terutama karena jarak tempuh yang sangat jauh para pemain.

Menyusuri perjalanan panjang tersebut, kita tak hanya melihat jet lag sebagai masalah utama, tetapi juga menyoroti efek fisiologis akibat terjebak di ketinggian selama berjam-jam. Keberangkatan tim ini terjadi dengan waktu adaptasi yang sangat terbatas; sebagian besar pemain baru tiba di Australia hanya 2-3 hari sebelum laga penting tersebut. Hal ini jauh dari rekomendasi medis yang ideal, yaitu 5-7 hari yang diperlukan untuk pemulihan dari jet lag.

Panjang perjalanan yang harus ditempuh melebihi 16.000 kilometer dari berbagai lokasi di Eropa menuju Sydney semakin memperparah kondisi fisik para pemain. Situasi ini menyebabkan fenomena jet lag, dehidrasi, serta imobilitas selama penerbangan yang bisa dianggap sebagai musuh yang tak terlihat, berperan sebagai pemain lawan ke-12, 13, dan 14 yang memengaruhi performa tim secara keseluruhan.

Sebanyak 12 dari 23 pemain yang dibawa oleh pelatih Patrick Kluivert harus menempuh jarak ekstrem lebih dari 15.000 km dengan perbedaan zona waktu yang berkisar antara 6 hingga 17 jam. Meskipun ada beberapa pemain seperti Sandy Walsh yang datang dari Jepang dengan waktu perjalanan yang lebih moderat, tetap saja dampaknya tidak dapat diabaikan. Kekalahan tim nasional Indonesia dari Australia tentu merupakan hasil dari berbagai faktor, dan tidak bisa hanya disalahkan pada jet lag dan kelelahan.

Pemain yang bernaung di klub-klub Eropa dan Amerika juga merasakan dampak serupa. Misalnya, Jay Idzes yang harus berangkat dari Venesia, Italia, menghadapi pengalaman perjalanan yang lebih melelahkan. Ia terpaksa melalui rute panjang dengan beberapa transit yang totalnya bisa mencapai lebih dari 30 jam. Kondisi ini berpotensi menambah tekanan fisik yang sudah ada.

Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah dampak dari imobilitas yang terjadi selama durasi penerbangan yang panjang. Tim medis klub-klub besar seperti Bayern Munich pun telah mengembangkan strategi untuk memanipulasi pola tidur para pemain mereka. Mereka mulai melakukan penyesuaian 2-3 hari sebelum keberangkatan, dengan cara menggeser waktu tidur para pemain 1-2 jam lebih awal untuk menyesuaikan dengan zona waktu yang baru.

Ketika dihadapkan pada penerbangan yang memakan waktu lebih dari 20 jam, yang sering ditemui pada rute dari Eropa menuju Australia seperti Amsterdam menuju Singapura dan akhirnya ke Sydney, risiko dehidrasi menjadi lebih jelas. Ini terutama menjadi perhatian penting jika tidak didukung dengan asupan cairan yang cukup selama perjalanan.

Kekalahan tim nasional Indonesia dengan skor 1-5 pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Kamis, 20 Maret 2025, telah membuat banyak penggemar bertanya-tanya tentang penyebab di balik hasil buruk tersebut. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi performa, tampaknya perjalanan yang melelahkan serta pengaruh jet lag memegang peranan krusial dalam hasil akhir yang mereka raih.

Bagaimanapun juga, pendekatan yang lebih baik dalam perencanaan perjalanan, termasuk pengaturan waktu dan asupan cairan, dapat membantu mengurangi dampak negatif dari perjalanan panjang bagi para atlet. Dengan melakukan hal ini, diharapkan kedepannya tim nasional Indonesia dapat tampil lebih baik di kompetisi internasional.

Sekian rangkuman lengkap tentang jetlag dan imobilitas ancaman tak terduga timnas ri di sydney yang saya sampaikan melalui kesehatan, olahraga, tim nasional, psikologi olahraga, pembekalan atlet Jangan segan untuk mengeksplorasi topik ini lebih dalam tetap optimis menghadapi tantangan dan jaga imunitas. bagikan kepada teman-temanmu. lihat juga konten lainnya. Sampai berjumpa.

Special Ads
© Copyright 2024 - Ini judul website saya
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads