• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Di Balik Senyuman: Kisah Menggugah Nakes Berusia 33 Tahun yang Berjuang Melawan Kanker Rektum dengan Gejala Yang Disepelekan

img

Healthcare.biz.id Selamat datang semoga kalian mendapatkan manfaat. Hari Ini aku mau berbagi tips mengenai Kesehatan, Kisah Inspiratif, Kanker, Perjuangan Nakes, Penyakit Rektum yang bermanfaat. Penjelasan Mendalam Tentang Kesehatan, Kisah Inspiratif, Kanker, Perjuangan Nakes, Penyakit Rektum Di Balik Senyuman Kisah Menggugah Nakes Berusia 33 Tahun yang Berjuang Melawan Kanker Rektum dengan Gejala Yang Disepelekan Jangan diskip ikuti terus sampai akhir pembahasan.

    Table of Contents

Seorang perawat, yang dikenal dengan nama Dutton, mengalami perjalanan yang mengejutkan setelah didiagnosis dengan kanker kolorektal pada usia 33 tahun. Diagnosis ini datang setelah serangkaian pemeriksaan kolonoskopi yang menunjukkan adanya massa di bagian akhir sistem pencernaan.

Hasil kolonoskopi mengungkapkan keberadaan polip besar di rektumnya, yang menjadi awal dari perjalanan perawatan yang menantang. Dr. Laila Rashidi, seorang ahli bedah kolorektal di MultiCare, Tacoma, Washington, yang merawat Dutton, menyampaikan bahwa penyakit kanker sedang meningkat di kalangan populasi yang lebih muda tanpa alasan yang dapat dijelaskan.

Dutton tidak memiliki riwayat kesehatan keluarga yang berkaitan dengan kanker kolorektal, serta tidak mengkonsumsi banyak daging merah atau olahan, tidak merokok, dan memiliki gaya hidup yang aktif. Namun, saat awal gejala muncul, Dutton hanya diberi diagnosis awal sebagai wasir karena sembelit.

Pada bulan Desember, Dutton mulai mengalami gejala yang cukup mengganggu, termasuk semburan darah merah terang setelah buang air besar. Tanda-tanda ini terus berlanjut, dan ia mengalami perdarahan hampir setiap kali ia pergi ke kamar mandi. Pada bulan Juni 2023, ia memutuskan untuk mencari opini kedua dengan mengunjungi dokter perawatan primer baru yang mengarahkannya untuk berkonsultasi dengan ahli gastroenterologi.

Selama pemeriksaan, Dutton disarankan untuk melakukan perubahan drastis dalam pola makanan dan menerima perawatan untuk wasir. Di tengah perjalanan ini, ia merasa bahwa keadaan kesehatannya mulai memburuk. Bahkan, saat berlibur di Las Vegas, ia menyadari bahwa ia tidak buang air besar selama seminggu, yang semakin menambah kekhawatirannya.

Ketika gejala tersebut mulai muncul, kanker kolorektal memang terlintas dalam pikiran saya, tetapi di sisi lain, saya juga berpikir, 'Ah, mungkin ini tidak seburuk itu,' diceritakannya dengan nada reflektif.

Pada bulan November 2023, Dutton menerima kabar yang mengubah hidupnya: ia didiagnosis dengan kanker kolorektal stadium 3B. Dalam menghadapi kenyataan sulit ini, ia menjalani perawatan kemoterapi selama empat bulan. Beruntung, dia tidak perlu menjalani radiasi di area panggulnya, yang bisa berdampak pada keinginan untuk memiliki anak di masa depan.

Pada bulan Mei 2024, ia menjalani prosedur operasi untuk mengangkat semua jejak massa kanker serta sebagian besar rektumnya. Dr. Rashidi melakukan operasi di mana bagian-bagian sehat dari sistem pencernaan berhasil disambungkan kembali, memberi harapan baru bagi Dutton.

Setelah menjalani kemoterapi tambahan selama dua bulan, Dutton kini dalam fase pemantauan ketat dengan pencitraan yang dilakukan setiap tiga bulan, serta pemeriksaan laboratorium untuk menilai DNA tumor yang mungkin tersisa dalam tubuhnya.

Tidak hanya berfokus pada pemulihan diri, Dutton merasa memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pesan kepada orang lain tentang pentingnya kewaspadaan terhadap gejala kanker kolorektal. Ia menekankan pentingnya memiliki advokasi diri saat menghadapi masalah kesehatan yang serius.

Singkirkan kanker terlebih dahulu. Taruhannya terlalu tinggi, tegasnya, menutup pembicaraan dengan semangat dan harapan agar lebih banyak orang mau memperhatikan kesehatan mereka.

Demikian di balik senyuman kisah menggugah nakes berusia 33 tahun yang berjuang melawan kanker rektum dengan gejala yang disepelekan telah saya jabarkan secara menyeluruh dalam kesehatan, kisah inspiratif, kanker, perjuangan nakes, penyakit rektum Selamat menggali informasi lebih lanjut tentang tema ini kembangkan hobi positif dan rawat kesehatan mental. Jika kamu peduli lihat artikel lain di bawah ini.

Special Ads
© Copyright 2024 - Ini judul website saya
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads