Jangan Sampai Tertidur di Jalan! 7 Penyebab Ngantuk Saat Berkendara yang Harus Diketahui Pemudik
Healthcare.biz.id Bismillah semoga semua urusan lancar. Sekarang mari kita telusuri Keselamatan Berkendara, Tips Pemudik, Kesehatan, Kewaspadaan Lalu Lintas, Manajemen Kelelahan yang sedang hangat diperbincangkan. Review Artikel Mengenai Keselamatan Berkendara, Tips Pemudik, Kesehatan, Kewaspadaan Lalu Lintas, Manajemen Kelelahan Jangan Sampai Tertidur di Jalan 7 Penyebab Ngantuk Saat Berkendara yang Harus Diketahui Pemudik Jangan skip bagian apapun ya baca sampai tuntas.
Table of Contents
Microsleep adalah fenomena yang muncul sebagai akibat dari kelelahan atau rasa kantuk yang berlebihan. Keadaan ini sangat berisiko, terutama ketika berlangsung pada saat kita mengemudikan kendaraan atau menggunakan mesin berat. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Anis Rahman, dalam artikel di Sleep Foundation, menjelaskan bahwa salah satu penyebab microsleep adalah gangguan tidur yang dapat dialami oleh seseorang.
Kurang tidur merupakan salah satu faktor utama yang dapat menimbulkan kondisi microsleep. Menurut dr Paulina Thomas Ulita, SpS, seorang praktisi kesehatan tidur dari Mayapada Hospital Tangerang, microsleep dapat terjadi bahkan tanpa disadari oleh orang yang mengalaminya. Dikutip dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Yankes Kemkes), microsleep didefinisikan sebagai situasi di mana seseorang mengalami tidur yang tidak disadari selama beberapa detik hingga setengah menit.
Kondisi ini sangat berbahaya, terutama ketika terjadi saat kegiatan yang memerlukan konsentrasi tinggi seperti mengemudi. Selama microsleep, perhatian dapat melorot, menyebabkan hilangnya kesadaran akan lingkungan sekitar. Jika seseorang memasuki suasana yang lebih mengantuk, durasi microsleep bisa bertambah lama, dan hal ini mengacaukan kemampuan untuk tetap waspada.
Microsleep adalah istilah medis yang menggambarkan hilangnya kesadaran atau perhatian karena kelelahan. Meskipun microsleep biasanya hanya berlangsung dalam rentang waktu singkat, kondisi ini dapat memiliki konsekuensi serius jika berlangsung saat menjalankan aktivitas yang memerlukan fokus tinggi. Misalnya, mengemudi dalam perjalanan jauh sering kali meningkatkan risiko terjadinya microsleep karena kebosanan dan kelelahan yang ditimbulkan.
Kondisi monoton saat berkendara, misalnya, rute perjalanan yang membosankan atau kepadatan lalulintas, juga dapat membuat pengendara mudah merasa mengantuk. Menurut dr Yuhana, perjalanan yang membosankan dapat menyebabkan pengemudi merasa jenuh, sehingga mengurangi konsentrasi saat berkendara.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya microsleep antara lain kelelahan fisik, kondisi lingkungan, serta durasi perjalanan yang panjang. Selain itu, ada pula berbagai obat-obatan yang dapat menyebabkan rasa kantuk, seperti obat tidur atau suplemen tertentu yang diminum sebelum tidur.
Menurut dr Yuhana Fitra, SpPD, terdapat tiga faktor utama yang membuat pengemudi lebih rentan terhadap rasa kantuk dibandingkan saat bekerja di depan komputer. Pertama, keterbatasan ruang gerak saat mengemudi yang membuat tubuh tidak bisa bergerak bebas; kedua, kebisingan dari lalu lintas dan getaran mesin yang dapat mengganggu konsentrasi; dan ketiga, kondisi lingkungan seperti suhu AC yang tidak nyaman atau cuaca di luar yang tidak mendukung.
Setiap individu memiliki kebutuhan tidur yang berbeda, tetapi umumnya, orang dewasa memerlukan sekitar 7 hingga 8 jam tidur setiap malam untuk dapat berfungsi dengan baik. Ketika kekurangan tidur, tubuh akan mengumpulkan utang tidur, yang dapat mengakibatkan berbagai masalah seperti pengaruh pada tingkat kewaspadaan, reaksi yang lebih lambat, dan kesulitan dalam berkonsentrasi.
Banyak orang yang tidak menyadari saat mereka mengalami microsleep. Tanda-tanda seperti mengedipkan mata yang cepat, tubuh terasa rileks, atau kesulitan untuk mendengarkan pembicaraan orang lain, sering kali muncul pada saat itu. Kondisi ini berbahaya karena dapat menyebabkan pengemudi kehilangan kendali atas arah kendaraan yang mereka kemudikan.
Untuk mencegah terjadinya microsleep, penting untuk memastikan cukup tidur setiap malam. Hal ini mencakup mengutamakan tidur berkualitas dan bila perlu, menghindari konsumsi minuman berkafein atau beralkohol sebelum tidur. Juga disarankan agar pengemudi melakukan pemeriksaan terhadap obat-obatan yang digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada yang menyebabkan kantuk.
Jika memungkinkan, gantikan pengemudi sepanjang perjalanan agar tetap terjaga dan untuk mengurangi risiko microsleep. Waspadai tanda-tanda kantuk seperti keinginan untuk tidur yang tiba-tiba. Minuman berkafein mungkin membantu sesaat, tetapi tidak akan menghilangkan risiko microsleep jika kurang tidur.
Kesimpulannya, memahami penyebab serta gejala microsleep dapat membantu melakukan tindakan preventif untuk menjaga keamanan saat berkendara. Dengan pengelolaan yang tepat terhadap tidur dan kesadaran akan kondisi tubuh, diharapkan dapat mengurangi risiko kecelakaan yang disebabkan oleh microsleep.
Itulah penjelasan rinci seputar jangan sampai tertidur di jalan 7 penyebab ngantuk saat berkendara yang harus diketahui pemudik yang saya bagikan dalam keselamatan berkendara, tips pemudik, kesehatan, kewaspadaan lalu lintas, manajemen kelelahan Terima kasih telah mempercayakan kami sebagai sumber informasi tetap percaya diri dan perhatikan nutrisi tubuh. Mari bagikan kebaikan ini kepada orang lain. Terima kasih
✦ Tanya AI