• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Jetlag dan Lemahnya Mobilitas: Racun Diam yang Mengancam Timnas RI di Sydney

img

Healthcare.biz.id Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh selamat data di blog saya yang penuh informasi. Pada Kesempatan Ini aku mau membahas informasi terbaru tentang Olahraga, Kesehatan, Timnas Indonesia, Sydney, Mobilitas, Performa Atlet. Diskusi Seputar Olahraga, Kesehatan, Timnas Indonesia, Sydney, Mobilitas, Performa Atlet Jetlag dan Lemahnya Mobilitas Racun Diam yang Mengancam Timnas RI di Sydney Lanjutkan membaca untuk mendapatkan informasi seutuhnya.

Pada tanggal 20 Maret 2025, tim nasional Indonesia menghadapi tantangan besar saat melawan Australia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dengan komposisi pemain yang baru, 10 dari 11 pemain di starting eleven diperkirakan mengalami dampak signifikan akibat perjalanan yang melelahkan. Pertandingan ini berlangsung di Sydney dan menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, di mana tim Garuda kalah dengan skor mencolok 1-5.

Dalam strategi permainan, Indonesia menerapkan formasi 4-3-3 yang berhasil mencatatkan penguasaan bola sebesar 61%. Namun, dominasi tersebut tidak sebanding dengan skor pertandingan, yang banyak dihubungkan dengan sejumlah faktor, termasuk kelelahan akibat perjalanan yang jauh dan kurangnya fokus dari para pemain. Jarak yang ditempuh dalam perjalanan menuju Sydney menjadi salah satu penyebab utama, dengan banyaknya pemain tiba hanya beberapa hari sebelum pertandingan.

Kehadiran fenomena jet lag semakin memperparah situasi, di mana para pemain yang melakukan perjalanan panjang harus beradaptasi dengan waktu yang sangat berbeda. Rekomendasi medis menyarankan waktu pemulihan ideal selama 5-7 hari. Sayangnya, hal ini tidak dapat dipenuhi oleh sebagian besar pemain yang hanya memiliki waktu adaptasi 2-3 hari sebelum pertandingan penting tersebut.

Perekrutan 23 pemain oleh pelatih Patrick Kluivert mencakup berbagai latar belakang, dan sebagian besar pemain terpaksa menempuh jarak ekstrem lebih dari 15.000 kilometer dengan perbedaan waktu yang bervariasi antara 6 hingga 17 jam. Fokus perjalanan tidak hanya pada parameter jarak, tetapi juga pada efek fisiologis yang ditimbulkan oleh ketinggian dan durasi penerbangan yang lama.

Banyak faktor berkontribusi pada kekalahan timnas Indonesia, dan fokus pada jet lag saja tidak adil. Beberapa di antara pemain seperti Jay Idzes mengalami perjalanan yang lebih berat, harus menempuh rute panjang dengan beberapa kali transit yang berpotensi menghabiskan waktu hingga 30 jam hanya untuk mencapai lokasi pertandingan.

Satu lagi aspek yang harus dipertimbangkan adalah imobilitas yang dialami selama penerbangan panjang. Pemain dapat menghadapi risiko dehidrasi yang serius jika tidak mengonsumsi cairan yang cukup selama perjalanan. Mengingat durasi penerbangan yang bisa mencapai lebih dari 20 jam, para pemain Indonesia tidak hanya melawan tim lawan di lapangan, tetapi juga menghadapi tantangan kesehatan akibat perjalanan yang melelahkan.

Tim seperti Bayern Munich sudah mengatur pola tidur pemain mereka bahkan beberapa hari sebelum melakukan penerbangan jauh. Pendekatan ini bertujuan untuk meminimalisir dampak jet lag dengan secara bertahap menggeser jam tidur pemain 1-2 jam ke arah zona waktu tujuan mereka.

Kekalahan telak 1-5 melawan Australia jelas menjadi pelajaran berharga bagi timnas Indonesia. Meskipun masalah perjalanan sebagaimana disebutkan di atas menjadi salah satu faktor, namun hasil pertandingan menunjukkan perlunya evaluasi lebih dalam mengenai persiapan dan strategi tim sebelum bertanding di level internasional.

Dengan semua tantangan yang dihadapi, tim Garuda perlu memperbaiki segala aspek mulai dari teknik bermain hingga persiapan fisik menjelang pertarungan selanjutnya. Pengalaman pahit dari kekalahan ini semoga tak hanya menjadi catatan, tetapi juga kebangkitan bagi tim nasional Indonesia dalam meningkatkatkan performa di masa mendatang.

Demikian penjelasan menyeluruh tentang jetlag dan lemahnya mobilitas racun diam yang mengancam timnas ri di sydney dalam olahraga, kesehatan, timnas indonesia, sydney, mobilitas, performa atlet yang saya berikan Semoga informasi ini dapat Anda bagikan kepada orang lain selalu berpikir kreatif dan jaga pola tidur. Mari kita sebar kebaikan dengan membagikan postingan ini., Terima kasih telah meluangkan waktu

Special Ads
© Copyright 2024 - Ini judul website saya
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads