• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Selamat Jalan Sang Legenda: George Foreman, Juara Tinju yang Tak Terlupakan, Meninggal Dunia Dalam Diam

img

Healthcare.biz.id Assalamualaikum semoga kita selalu bersatu. Pada Edisi Ini saya akan membahas perkembangan terbaru tentang Olahraga, Tinju, Tokoh Inspiratif, Kematian, Berita Olahraga. Diskusi Seputar Olahraga, Tinju, Tokoh Inspiratif, Kematian, Berita Olahraga Selamat Jalan Sang Legenda George Foreman Juara Tinju yang Tak Terlupakan Meninggal Dunia Dalam Diam Jangan berhenti di tengah jalan

Dokter dan ahli gizi mengungkapkan bahwa memiliki kadar kolesterol serum yang normal atau rendah tidak selalu menjamin seseorang terlindungi dari risiko penyakit jantung. Dalam beberapa kasus, individu dengan kadar kolesterol rendah bisa saja mengalami kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis, yang menunjukkan bahwa kadar kolesterol yang rendah tidak sepenuhnya memberikan perlindungan dari penyakit jantung. Dr. Cannom, seorang ahli jantung terkemuka, menegaskan bahwa meskipun kadar kolesterol seseorang berada dalam ambang batas normal, ada faktor lain yang berkontribusi terhadap risiko penyakit jantung.

Meskipun kadar kolesterol dalam batas yang baik, risiko terkena penyakit jantung pada individu tersebut tetap ada, ujar Dr. Cannom. Ia juga menjelaskan bahwa mekanisme lain, selain kolesterol, dapat berperan dalam terjadinya serangan jantung. Ini menjadi pertanda bahwa pemahaman kita tentang kolesterol harus lebih komprehensif, dan tidak hanya terfokus pada satu parameter saja.

Pada tahun 1987, George Foreman mengajukan permohonan lisensi tinju di California, di mana dia menunjukkan hasil dari serangkaian tes medis yang dilakukan selama dua hari di Houston Medical Center. Penilaian risiko kesehatan Foreman terkait kemungkinan terkena serangan jantung sangat tergantung pada beberapa faktor, termasuk riwayat kesehatan dan gaya hidupnya.

Sayangnya, perjalanan hidup George Foreman berakhir pada 21 Maret 2025, di mana kabar duka disampaikan oleh pihak keluarga melalui unggahan di media sosial. Dengan kesedihan yang mendalam, kami mengumumkan meninggalnya George Edward Foreman Sr., ungkap keluarga dalam pernyataan resmi mereka.

Selama wawancara, Foreman pernah menyatakan cintanya terhadap makanan cepat saji, terutama cheeseburger. Hal ini menambah kekhawatiran terkait potensi risiko kesehatan yang dihadapinya. Meski tidak ada informasi resmi mengenai penyebab kematiannya, pola makan yang tidak sehat ini disoroti sebagai salah satu potensi faktor risiko.

Awal karirnya di dunia tinju tidak pernah terdengar adanya keluhan kesehatan yang serius. Dikenang sebagai petinju yang tangguh, Foreman mengungkapkan harapannya untuk bisa mendapatkan kekayaan yang cukup untuk menikmati cheeseburger di McDonald's setelah dia meninggalkan Houston saat berusia 18 tahun. Impian saya adalah untuk kembali dan membeli semua burger keju yang saya inginkan, katanya dalam sebuah laporan berita.

Ketika berhadapan dengan Evander Holyfield pada tahun 1987, banyak kekhawatiran muncul terkait kebiasaan makannya yang dapat memicu serangan jantung. Kadar kolesterolnya saat itu dikatakan baik-baik saja, tetapi tidak ada catatan yang pasti. Julian Haywood, seorang profesor kedokteran di USC berpendapat bahwa jika Foreman memiliki riwayat keluarga yang baik dan berarti tidak ada kecenderungan genetik terhadap kadar kolesterol tinggi, maka ia mungkin dalam kondisi yang lebih baik daripada yang diperkirakan.

Pada tahun 1970-an, menjelang pertarungan di San Juan, Foreman mengalami kejadian yang mengejutkan ketika ia pingsan di ruang ganti akibat kelelahan dan gelombang panas. Dalam keadaan yang kritis, ia sempat merasa bahwa hidupnya akan berakhir. “Saya berdoa kepada Tuhan dan mengatakan bahwa saya tidak peduli apakah ini kematian, saya tetap percaya ada Tuhan,” ujarnya. Saat itulah ia merasakan seolah ada kekuatan yang menariknya kembali dari ambang kematian.

Pengalaman ini menggambarkan betapa pentingnya kesehatan secara keseluruhan, bukan hanya terfokus pada kadar kolesterol. Hal ini juga menjadi pengingat bahwa meski seseorang tampak sehat dan memiliki kebiasaan kolesterol yang rendah, ada faktor-faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap kesehatan jantung. Dengan memahami semua aspek kesehatan ini, kita dapat mengambil langkah yang lebih komprehensif dalam menjaga kesehatan jantung kita.

Terima kasih atas perhatian Anda terhadap selamat jalan sang legenda george foreman juara tinju yang tak terlupakan meninggal dunia dalam diam dalam olahraga, tinju, tokoh inspiratif, kematian, berita olahraga ini Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda semua tetap fokus pada tujuan dan jaga kebugaran. Ayo bagikan kepada teman-teman yang ingin tahu. Terima kasih telah membaca

Special Ads
© Copyright 2024 - Ini judul website saya
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads