• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

WHO Dalam Krisis: Anggaran Terpangkas 20% Usai Keputusan Berisiko dari AS

img

Healthcare.biz.id Dengan izin Allah semoga kita semua sedang diberkahi segalanya. Pada Hari Ini saya akan mengupas informasi menarik tentang Kesehatan Global, Kebijakan Internasional, Anggaran Kesehatan, Krisis Kesehatan, WHO. Artikel Dengan Fokus Pada Kesehatan Global, Kebijakan Internasional, Anggaran Kesehatan, Krisis Kesehatan, WHO WHO Dalam Krisis Anggaran Terpangkas 20 Usai Keputusan Berisiko dari AS Pelajari seluruh isinya hingga pada penutup.

Pernyataan terkini dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan dampak signifikan dari keputusan Amerika Serikat untuk mengurangi kontribusi terhadap pendanaan pembangunan. Dalam memo yang dikeluarkan pada tanggal 28 Maret dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, disebutkan bahwa situasi yang dihadapi menjadi jauh lebih sulit akibat penarikan dukungan dari AS serta pemotongan dana dari sejumlah negara anggota lainnya.

Sumber pendanaan yang semakin menipis telah diperkirakan mengakibatkan WHO mengalami kekurangan dana sekitar 600 juta USD tahun ini. Oleh karena itu, WHO mengusulkan pemangkasan anggaran sebesar 21 persen untuk periode 2026-2027, dari 5,3 miliyar USD (sekitar Rp 87,7 triliun) menjadi 4,2 miliyar USD (sekitar Rp 69,5 triliun). Pemangkasan ini tentu saja akan mempengaruhi berbagai aspek operasional dan proyek yang dikelola oleh WHO.

Dalam memo internal tertanggal 10 Maret, WHO menyatakan bahwa mereka telah mulai mengatur prioritas baru guna menanggulangi krisis ini. Dengan langkah ini, terdapat pembatasan terhadap kontrak staf yang diberlakukan selama satu tahun ke depan. Organisasi juga berupaya untuk mencari sumber pendanaan tambahan dari negara-negara lain, donor swasta, serta filantropis untuk menutupi defisit tersebut.

Salah satu titik fokus dalam ketidakstabilan pendanaan adalah pengurangan jumlah staf yang berpotensi dilakukan WHO, terutama di tingkat pimpinan senior di kantor pusatnya yang terletak di Jenewa, Swiss. Namun, dampak dari pemotongan ini juga akan dirasakan di semua level dan wilayah kerja organisasi tersebut.

Amerika Serikat sebelumnya dikenal sebagai penyumbang terbesar bagi WHO, memberikan sekitar 18 persen dari keseluruhan pendanaan yang diterima. Namun, keputusan pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menarik kembali dukungan keuangan ini setelah menjabat pada Januari lalu telah menimbulkan kekhawatiran serius mengenai masa depan operasi WHO. Kritik yang dilontarkan terhadap badan kesehatan global ini mencakup tuduhan bahwa organisasi tersebut tidak efektif dalam menangani pandemi COVID-19 serta krisis kesehatan global lainnya.

WHO berencana untuk melakukan evaluasi lebih lanjut dan menentukan prioritas pekerjaan serta pengalokasian sumber daya yang tepat pada akhir April mendatang. Dengan lebih dari seperempat dari total staf sebanyak 9.473 orang yang ditempatkan di Jenewa, tantangan yang dihadapi semakin kompleks dan memerlukan penyelesaian yang cermat agar misi kesehatan global tetap dapat dilanjutkan.

Dalam kondisi yang serba sulit ini, WHO harus menghadapi tugas berat untuk mempertahankan kinerjanya dalam memenuhi kebutuhan kesehatan global. Dengan adanya pengurangan anggaran yang signifikan dan penarikan dukungan dari negara-negara anggota, organisasi ini harus beradaptasi dan melakukan langkah-langkah inovatif agar tetap dapat berfungsi secara efektif dalam pelaksanaan program-program kesehatan yang vital bagi masyarakat internasional.

Situasi ini memunculkan pertanyaan penting: bagaimana cara WHO dapat mempertahankan relevansi dan efektivitasnya di tengah tantangan pendanaan yang semakin mengkhawatirkan? Di sinilah kreativitas dan kolaborasi antara WHO, negara-negara anggota, serta sektor swasta akan menjadi kunci untuk menemukan solusi yang berkelanjutan untuk mendukung kesehatan global.

Terima kasih telah mengikuti pembahasan who dalam krisis anggaran terpangkas 20 usai keputusan berisiko dari as dalam kesehatan global, kebijakan internasional, anggaran kesehatan, krisis kesehatan, who ini sampai akhir Mudah-mudahan artikel ini membantu memperluas wawasan Anda selalu bersyukur atas kesempatan dan rawat kesehatan emosional. Mari berikan manfaat dengan membagikan ini. Sampai bertemu lagi

Special Ads
© Copyright 2024 - Ini judul website saya
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads