• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

USAID Ditiadakan Trump: Apa Nasib Program TBC di Indonesia? Simak Penjelasan Kemenkes!

img

Healthcare.biz.id Semoga keberkahan menyertai setiap langkahmu. Pada Edisi Ini mari kita bahas USAID, Kebijakan Pemerintah, Program Kesehatan, TBC, Indonesia, Kemenkes yang lagi ramai dibicarakan. Konten Yang Menarik Tentang USAID, Kebijakan Pemerintah, Program Kesehatan, TBC, Indonesia, Kemenkes USAID Ditiadakan Trump Apa Nasib Program TBC di Indonesia Simak Penjelasan Kemenkes jangan sampai terlewat.

Pada isu mengenai dampak penghentian program USAID terhadap penanganan tuberkulosis (TB) di Indonesia, Ketua Tim Kerja Tuberkulosis di Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Tiffany Tiara Pakasi, menyatakan bahwa tidak ada efek signifikan yang ditimbulkan. Hal ini disampaikan dalam sebuah pertemuan media daring yang diadakan saat Hari Tuberkulosis Sedunia pada tanggal 24 Maret 2025.

Tiara menjelaskan bahwa pelayanan tuberkulosis telah terintegrasi dengan baik ke dalam sistem pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan (faskes) nasional. Ini menunjukkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi masalah TB, meskipun program yang didukung oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) tidak lagi beroperasi.

Keputusan untuk menghentikan program USAID diambil oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang berpendapat bahwa anggaran negara digunakan secara tidak efektif oleh lembaga tersebut. Penghentian program ini berdampak pada sejumlah negara yang sebelumnya bergantung pada dukungan medis dan obat-obatan dari USAID. Namun, Tiara menekankan bahwa Indonesia memiliki sumber lain untuk memenuhi kebutuhan pengobatan tuberkulosis.

Persediaan Obat dari APBN

Menurut Tiara, sebagian besar obat-obatan untuk pengobatan TB kini disuplai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Meskipun ada daerah tertentu yang mampu menyediakan obat-obatan, dukungan dari APBN tetap menjadi penopang utama dalam penyediaan obat untuk pasien TB.

Selain itu, Tiara menyebutkan bahwa Indonesia juga mendapatkan dukungan dari lembaga internasional lainnya, seperti The Global Fund, yang berfokus pada akses obat bagi pasien dengan TB yang resisten. Ini menunjukkan bahwa meskipun USAID menghentikan programnya, Indonesia tetap menerima bantuan dari sumber lain untuk mendukung penanganan TB di tanah air.

Dampak Terhadap Sumber Daya Manusia dan Inovasi

Walaupun dampak dari penghentian program USAID tidak terlalu masif, Tiara mengaku bahwa hal ini dapat mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam program-program pengobatan TB serta dukungan terhadap inovasi baru dalam pengobatan. Dalam hal ini, Tiara mengindikasikan perlunya mencari pembiayaan alternatif untuk mendukung inovasi yang belum dapat dilaksanakan saat ini.

“Kami sedang mencari peluang pembiayaan lain untuk memastikan bahwa inovasi dalam pengobatan dapat terus berkembang,” lanjutnya. Ini menunjukkan usaha berkelanjutan dari pihak pemerintah dalam memastikan kualitas penanganan TB di Indonesia, meskipun terdapat tantangan yang harus dihadapi akibat penghentian program USAID.

Dengan segala yang telah disampaikan, penting untuk menyadari bahwa program-program pencegahan dan pengendalian TB di Indonesia terus berlanjut meskipun ada perubahan dalam dukungan internasional. Kesediaan pemerintah untuk mencari solusi alternatif menunjukkan komitmen yang kuat dalam memerangi tuberkulosis dan menjaga kesehatan masyarakat.

Ke depan, keterlibatan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, akan sangat penting untuk mencapai target penanggulangan TB yang lebih efektif. Upaya berkelanjutan dalam meningkatkan SDM, inovasi, dan kerjasama internasional diharapkan dapat memperkuat sistem kesehatan Indonesia dalam menangani isu tuberkulosis secara menyeluruh.

Terima kasih telah membaca tuntas pembahasan usaid ditiadakan trump apa nasib program tbc di indonesia simak penjelasan kemenkes dalam usaid, kebijakan pemerintah, program kesehatan, tbc, indonesia, kemenkes ini Terima kasih telah mempercayakan kami sebagai sumber informasi optimis terus dan rawat dirimu baik-baik. Sebarkan manfaat ini kepada orang-orang terdekat. Terima kasih telah membaca

Special Ads
© Copyright 2024 - Ini judul website saya
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads